Persib Merupakan Brand Religion
Catatan Zukifli Songyanan
Kemenangan 3-1 Persib Bandung atas Arema Cronus disambut dengan penuh suka cita oleh Bobotoh. Dengan kemenangan tersebut, Pangeran Biru akhirnya berhasil menembus babak final kompetisi sepakbola tertinggi di Indonesia, ISL.
Partai final antara Persipura vs Persib dijadwalkan akan digelar di Stadion Jakabaring, Palembang pada Jumat 07 November 2014.
Jarak yang lumayan jauh antara Bandung-Palembang tidak menyurutkan Bobotoh untuk memberi dukungan pada tim kesayangan mereka. Demi menyaksikan pertandingan langsung antara Persipura vs Persib, di twitter, para Bobotoh pun menjual barang-barang kesayangan mereka lewat tagar #ModalFinal. Bersama tagar #PersibJuara, #ModalFinal bahkan menjadi trending topic dalam waktu 24 jam terakhir.
Barang-barang yang ditawarkan Bobotoh lewat #ModalFinal sangat beragam jenisnya. Mulai dari sepatu, jersey, handphone, tablet, batu akik, helm, sepeda, ular dan kandangnya, burung, motor, mobil, obat nyamuk bahkan mantan kekasih. Dua hal terakhir tentu saja bentuk heureuy para Bobotoh yang masih diliputi euforia.
Melihat totalitas dan loyalitas para Bobotoh terhadap Persib lewat teori Branding, posisi Persib sebagai sebuah merk termasuk ke dalam kategori brand religion. Dengan pencapaian tersebut, Persib bagi Bobotoh tidak semata memberi kepuasan secara fungsional ataupun mental. Lebih dari itu, Persib dianggap mampu memberikan kepuasan spriritual.
Demi kepuasan spiritual itulah akhirnya Bobotoh rela melakukan hal-hal yang di mata umum dianggap tidak masuk akal, misalnya: menjual baju dan celana untuk menonton Persib di Sumatera Selatan sana.
Bagi Firman Utina dkk, tentu hanya gelar juara yang mampu melunasi dukungan serta pengorbanan besar yang selama ini diberikan para Bobotoh dengan sukarela.
Hidup Persib![]
Ilustrasi: Twitter