Puisi-Puisi Federico Garcia Lorca
Bumi
Kami berjalan
di atas sebuah cermin,
tanpa raksa,
di atas sebongkah kristal
tanpa gemawan.
Jika lili-lili tumbuh
terbalik,
jika mawar-mawar tumbuh
terbalik,
jika semua akar
memandang bintang-bintang,
dan maut tak memejamkan
matanya,
kami akan serupa kawanan angsa.
Matahari
Matahari!
Siapakah yang telah menamaimu
ma-ta-ha-ri?
Tak ada yang merasa asing,
kubilang,
melihat delapan huruf di langit
di tempat wajah
emasmu.
Perputaran
Jika abjad lenyap,
lenyaplah juga semua hal.
Kata-kata
adalah sayap-sayap.
Hidup seutuhnya
bergantung
pada lima huruf.
Salju
Bintang-bintang
sedang telanjang.
Pakaian mereka
jatuh di pedesaan.
Akan ada di sana tentu saja
para peziarah. Dan sebutir tangis
akan mencari rumah mati
tempat ia pernah pecah.
Prelude
Sapi jantan
menutup sepasang matanya
perlahan…
Panas kandang.
Inilah prelude
malam.
Sebutir Bintang
Ada sebutir bintang tenang,
sebutir bintang tanpa kelopak mata.
—Di mana?
—Sebutir bintang…
Dalam air lelap
kolam.
Komet
Di Sirius
ada anak-anak.
Venus
Terbukalah, wijen
hari.
Tertutuplah, wijen
malam.
Tentang Terjemahan
Versi Indonesia puisi-puisi Federico García Lorca ini dikerjakan berdasarkan sumber Poesie. Libro de Poemas-Suites (Newton Compton, 2017 [1994]), buku puisi dwibahasa Spanyol-Italia yang disunting oleh Claudio Rendina, yang memuat dua kumpulan puisi García Lorca: Libro de Poemas (1918-1920) dan Suites (1920-1923). Rendina jugalah yang menerjemahkan puisi-puisi García Lorca ke bahasa Italia dalam buku tersebut. Terjemahan Indonesia dikerjakan Mario F. Lawi dengan juga mempertimbangkan terjemahan Italia Rendina.