Puisi-Puisi Rozi Kembara
Suasana
warna hari
yang berganti-ganti
barisan desa
dalam mimpi belia
bayangan patah
di tanah merah
pada September
yang jauh
udara serupa kain beludru
menyentuh paru-parumu
segalanya belum
sedingin batu
Potret
sepasang mata surgawi
pada potret sepia
juga sebentang lanskap
rasa sakit
memandangmu
seakan berkata
“ingatan adalah lempung
yang ditatah angan
dan kembang tidur.”
Suatu Hari Nanti
hari pun bersih
jernih
tembus pandang
ada suara
yang bertualang jauh
menjangkau yang hidup
dan yang mati
tanganmu kini
ranting rapuh
yang hampir lepas
dari genggaman nasib
waktu tergelincir
dari garis edarnya
dan sorga
atau neraka
barangkali
sekadar perasaan
yang ditanam langit
pada khayal manusia
Ada yang Berangkat dari dalam Dirimu
dari bingkai jendela
kayu meranti kau lihat
kunang-kunang
seperti percik bunga api
atau remah matahari pagi
dan malam menjalin ganih bulan
dan kor bunga-bunga padi
menyela dersir angin pedesaan
ada yang berangkat
dari dalam dirimu
gelombang bayangan
masa kanak yang berderak
antara angan dan kenangan
Eksil
gambar itu bergerak perlahan
rumah berdinding anyaman bambu
rona matahari
yang merambati batang trembesi
juga seorang bocah dengan kintir
pada genggamannya
pagi menetakkan dingin
di kaca buram jendela
ia terbangun
gambar itu
masih bergerak
perlahan
ia memejamkan mata
merasakan jarak juga tahun
yang dibekukan cuaca dan suasana