THR Itu!
Menjelang lebaran, ada yang ditunggu-tunggu para pekerja. Bukan kapan dimulainya sepuluh hari Ramadan atau kapan sidang isbat dilaksanakan. Ia yang ditunggu-tunggu dengan harap-harap cemas adalah THR alias Tunjangan Hari Raya. THR berupa uang dan kadang ditambah aneka parsel ini adalah berkah lain di bulan yang memang penuh berkah.
THR biasanya sejumlah uang sebesar satu kali gaji seseorang. Makanya sering disebut juga gaji ke-13. Ia diberikan sebagai bagian dari bonus atau mungkin juga ucapan terima kasih karena telah bekerja keras selama satu tahun. Diberikan menjelang hari raya karena kita semua tahu kebutuhan menjelang hari raya mendadak membengkak.
Sebelum THR cair, bapak-bapak pekerja bisa resah setiap pulang ke rumah diberondong pertanyaan anak istri. Ibu-ibu galau karena belum beli baju baru dan toples-toples kue masih kosong melompong. Sms pemberitahuan dari bank ditunggu nyaris sepanjang hari. Apalagi jika teman yang bekerja di tempat lain sudah memberi pengumuman di media sosial.
Jika si THR itu sudah mendarat dengan cantik di rekening, segala daftar belanjaan segera disusun (atau mungkin tidak). Daftar itu seperti untuk baju baru, kue-kue, THR pekerja (jika punya), ongkos mudik, angpao keponakan-keponakan, dan hal-hal lain yang mendadak menjadi kebutuhan.
Menjelang hari raya kita berubah menjadi lebih konsumtif. Mall-mall atau pusat perbelanjaan semakin penuh sesak sebab THR sudah turun. Tentu akan lebih menyenangkan jika ke masjid menggunakan pakaian baru yang bersih nan indah dengan model terbaru. Alangkah bahagianya bisa membagi-bagikan angpao lebaran kepada keponakan-keponakan kecil. Hati terasa lebih tenang karena meja ruang tamu dapat terisi penuh oleh aneka kue-kue kering dan minuman segar. Tak ada kesan pamer atau berlebih-lebihan. Yang ada hanya ingin hari raya semakin sempurna.
Ketika hari raya tiba, kita adalah orang paling bahagia. Lahir menjadi manusia baru. Berkumpul bersama keluarga. Menjamu para kerabat dan tetangga. Ucapan terima kasih terselip kepada THR yang telah mewujudkan hari raya sempurna. Nikmat Tuhan mana lagi yang bisa kita dustakan.
Setelah perayaan berakhir, semoga uang THR masih tersisa untuk balik mudik. Semoga toples-toples kue sudah tandas sebelum tanggal kadaluarsa tiba. Dan semoga hati kita sebenar-benarnya baru tanpa penyakit hati yang terus mengikuti.
Setelah menikah dan belum bekerja kembali, THR saya berasal dari suami tercinta. Dan sedang menunggu dengan harap-harap cemas kapan ajakan belanja itu akan datang.[]